Gebyar WBTB Gunungkidul 2025, Bakmi Jawa sebagai Warisan Budaya Takbenda di Kawasan Gunung Sewu

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul secara resmi membuka Gebyar Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Gunungkidul 2025 – Lautan Bakmi pada Kamis malam, 11 Desember 2025, bertempat di Taman Budaya Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan ini menjadi wujud syukur atas ditetapkannya tiga Warisan Budaya Takbenda tingkat nasional, salah satunya Bakmi Jawa, yang telah lama menjadi identitas kuliner masyarakat Gunungkidul di kawasan Gunung Sewu.

Acara berlangsung meriah dengan partisipasi ribuan masyarakat. Dalam gelaran tersebut, panitia menyiapkan sekitar 3.000 porsi Bakmi Jawa, baik bakmi godog maupun bakmi goreng, yang dibagikan secara gratis kepada pengunjung. Antusiasme masyarakat menunjukkan kuatnya keterikatan budaya antara kuliner tradisional dan kehidupan sosial masyarakat lokal.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Gunungkidul menyampaikan bahwa penetapan Bakmi Jawa sebagai WBTB merupakan hasil dari proses kajian dan pendokumentasian yang telah dilakukan sejak tahun 2021. Pengakuan ini tidak hanya menegaskan nilai historis dan budaya Bakmi Jawa, tetapi juga membuka peluang penguatan ekonomi masyarakat melalui pelibatan pelaku UMKM kuliner berbasis budaya.

Bupati Gunungkidul dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengakuan nasional terhadap Bakmi Jawa menjadi langkah penting dalam menjaga keaslian dan keberlanjutan warisan kuliner daerah. Bakmi Jawa tidak hanya menjadi sajian khas, tetapi juga bagian dari narasi budaya dan pariwisata Gunungkidul yang terintegrasi dengan kawasan Gunung Sewu UNESCO Global Geopark.

Selain sajian kuliner, kegiatan Gebyar WBTB Gunungkidul 2025 juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni tradisi, termasuk seni Tayub, serta penampilan seniman lokal. Rangkaian acara ini memperkuat pesan bahwa pelestarian warisan budaya takbenda tidak terpisah dari ekspresi seni, tradisi, dan kehidupan masyarakat sehari-hari.

Gunung Sewu UNESCO Global Geopark memandang penetapan Bakmi Jawa sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional sebagai bagian penting dari upaya pelestarian hubungan antara geologi, budaya, dan masyarakat. Kuliner tradisional seperti Bakmi Jawa merefleksikan adaptasi masyarakat karst Gunung Sewu terhadap lingkungan, sumber daya lokal, dan nilai-nilai gotong royong yang terus diwariskan lintas generasi.

Previous Fieldtrip Gunung Sewu UGGp Perkuat Edukasi Geologi di Kawasan Karst

Leave Your Comment