Karakteristik Geografis Geopark Gunungsewu
Kawasan Gunung Sewu di Pegunungan Selatan Jawa merupakan daerah pebukitan yang terletak antara Yogyakarta dan Pacitan. Puluhan ribu bukit batugamping menyebar di daerah seluas sekitar 120 x 30 km. Tidak diketahui kapan nama Gunung Sewu mulai pakai. Secara etimologi, gunung (mountain) dimaknai sebagai sebagai bukit (hill), dan sewu (bahasa Jawa) artinya seribu (a thousand). Sehingga Gunung Sewu artinya Gunung Seribu, sesuai dengan karakteristik kawasannya yang disusun oleh ribuan bukit. Uhlig (1982) menyebutkan bukit di kawasan Gunung Sewu berjumlah sekitar 40.000 buah.
Batuan yang menyusun kawasan Gunung Sewu adalah batugamping. Proses pelarutan (karstifikasi) yang dimulai sejak 1,8 juta tahun lalu menghasilkan bentangalam kars. Topografi kars di Gunung Sewu sangat spesifik, yaitu berupa hamparan bukit-bukit berbentuk separuh-bola (sinusoid) yang sangat luas. Di antara bukit-bukit tersebut terdapat lekuk-lekuk topografi dengan ukurannya yang beragam. Air hujan dapat mengisi lekukan yang dasarnya ditutupi oleh lapisan tanah yang kedap air, membentuk telaga. Sebagian besar telaga di Gunung Sewu bersifat musiman, dan hanya beberapa saja yang tetap berair sepanjang tahun.
Sungai permukaan sangat jarang. Sungai utama di Gunung Sewu adalah Sungai Oyo, yang terdapat di pinggiran utara Plato Wonosari. Di segmen bagian timur (Pacitan) terdapat Sungai Barong. Sungai permukaan ini selanjutnya masuk ke dalam tanah melalui mulut gua. Di kawasan bagian tengah, antara Giritontro dan Sadeng, terdapat lembah kering sepanjang lebih dari 20 km. Banyak ahli geomorfologi yang menafsirkan lembah kering ini sebagai Lembah Bengawan Solo Purba.
Gua menjadi fenomena kars bawah permukaan yang menarik. Ribuan gua beraneka jenis (tegak, mendatar) dan ukuran tersebar di seluruh kawasan. Luweng Grubug di Gunungkidul dan Luweng Jaran di Pacitan masing-masing menjadi gua vertikal terdalam dan gua mendatar terpanjang di Jawa.
Gunung Sewu berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Sebagian besar membentuk gawir terjal setinggi puluhan meter, memanjang arah barat-timur. Di beberapa tempat, dibatasi oleh tebing batuan, terbentuk pantai landai berpasir putih berupa pocket bay. Ceruk dan gua di sepanjang pantai selatan menjadi habitat alami kelelawar dan walet.
Kawasan Gunung Sewu mencakup 3 wilayah kabupaten, dan sekaligus 3 wilayah provinsi. Segmen bagian barat termasuk dalam wilayah Kabupaten Gunungkidul (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), bagian tengah dimiliki oleh Kabupaten Wonogiri (Provinsi Jawa Tengah), dan segmen bagian timur ternasuk dalam wilayah Kabupaten Pacitan (Provinsi Jawa Timur). Segmen kars yang paling luas terdapat di bagian barat, diikuti oleh segmen bagian timur dan tengah. Masing-masing kabupaten dihubungkan oleh jalan aspal. Jaringan jalan bahkan hingga ke pelosok kawasan. Jalan utama ini sekaligus menghubungkan Gunung Sewu dengan kota-kota besar di sekitarnya seperti Yogyakarta, Solo, dan Madiun. Sarana jalan dan transportasi yang memadai ini menjadi penggerak roda perekonomian di Gunung Sewu.
Untuk meningkatkan ekonomi regional, pada tahun 2002 dibentuk Forum Pawonsari (Pacitan, Wonogiri, Wonosari). Organisasi kerjasama bilateral ini diketuai oleh para Bupati, yang bergiliran selama 4 tahun sekali (termasuk sekretariat forum). Forum dibentuk berdasarkan Keputusan Bersama antara Bupati Pacitan, Bupati Wonogiri dan Bupati Gunungkidul Nomor 272 Tahun 2002, Nomor 05 Tahun 2002, dan Nomor 240/KPTS/2002. Dari sisi menejemen Geopark, Forum Pawonsari memiliki peran yang besar dalam mengawal dan memonitor misi, visi, tujuan dan sasaran pengembangan Geopark.