GUA TEMBUS PRACIMANTORO
Dinamakan Gua Tembus karena gua ini memiliki dua pintu yang dihubungkan lorong sekitar 100 meter. Lorong itu menembus bukit yang disusun oleh batu gamping formasi Oyo. Formasi ini tersebar luas di sepanjang Kali Oyo. Karstifikasi kedalaman tanah dimulai sejak batu gamping terangkat dari dasar laut, pada jutaan tahun lalu.
Pemandangan dari pintu sebelah barat yang berada di ketinggian bukit sangat indah. Sejauh mata memandang tampak gundukan bukit-bukit berpuncak melengkung yang mewarnai Karst Gunung Sewu. Bangunan Museum Karst mencuat dari dasar sebuah dolina. Dolina adalah lubang berbentuk corong.
GUA TEMBUS
LOKASI
GUA SODONG
GUA SODONG
Situs ini mempunyai lorong mendatar sepanjang 2.075 meter. Diperkirakan, gua terbentuk setelah batu gamping formasi Oyo terangkat ke permukaan pada jutaan tahun lalu. Di dasarnya mengalir sungai bawah tanah yang berakhir sump. Letak genangan air ini berada sekitar 90 meter dari permukaan tanah setempat. Gerakan air di bawah tanah mengikis dan melarutkan lapisan batu gamping, sebelum akhirnya membentuk lorong gua yang berlangsung selama ratusan ribu tahun.
Di depan mulut gua terdapat sungai kecil yang bersifat musiman. Pada musim hujan, air sungai masuk ke dalam gua Penduduk setempat memanfaatkan air sungai bawah tanah dengan cara disedot dengan pompa dan ditampung di dekat mulut gua.
LOKASI
LUWENG SAPEN
Situs ini adalah sistem perguaan yang merupakan kombinasi antara lorong-mendatar dan lorong-tegak. Di dalam gua terdapat genangan air yang jernih, yang perennial dan hanya sedikit berfluktuasi pada musim hujan dan musim kemarau. Penduduk setempat memanfaatkan sumber air bersih itu dengan cara dipompa ke atas. Situs geologi ini telah dikembangkan menjadi objek dan daya tarik geowisata, yang diintegrasikan dengan kunjungan ke Museum Karst Indonesia karena lokasinya tidak jauh dari museum tersebut
LUWENG SAPEN
LOKASI
LEMBAH KERING GIRITONTRO
LEMBAH KERING GIRITONTRO
Lembah Kering Giritontro adalah segmen lembah kering di bagian utara yang merupakan kelanjutan dari lembah kering Sadeng di bagian selatan. Dinding lembah yang berlereng terjal membentuk gawir setinggi puluhan meter. Proses pembentukan lembah dipengaruhi oleh struktur geologi (patahan, kekar). Fenomena undak sungai tidak tampak. Dasar lembah dimanfaatkan oleh penduduk setempat menjadi lahan pertanian kering.
GUA POTRO BUNDER
Pada awalnya, gua ini terdiri atas Gua Potro dan Gua Bunder yang saling terpisah. Adanya penggalian kalsit dan fosfat guano menyatukannya menjadi satu lorong. Ornamen gua seperti stalaktit, stalakmit, dan Geosite Gua Mrico menghiasi lorong. Dinding gua di salah satu bagian lorong disusun oleh kalsit, berupa lensa berukuran besar. Gua ini diduga pernah menjadi hunian sementara manusia prasejarah. Penduduk setempat meyakini gua ini memiliki nilai spiritual sehingga dijadikan sebagai tempat bertapa.
GUA POTRO BUNDER
LOKASI
GUA MRICO
GUA MRICO
Gua berlorong mendatar ini sudah dikembangkan menjadi objek dan daya tarik geowisata, satu paket dengan kunjungan ke Museum Karst yang letaknya saling berdekatan. Gua ini pernah menjadi tempat tinggal sementara manusia prasejarah. Hal ini ditunjukkan adanya dasar gua yang dilapisi oleh sedimen berwarna coklat.
LOKASI
PANTAI SEMBUKAN
Situs ini berupa pantai terjal yang disusun oleh batu gamping formasi Wonosari. Pantai Sembukan memiliki panorama yang sangat indah. Terdapat singkapan batu pasir, letaknya berada di bawah batu gamping yang permukaannya berongga. Dinding terjal yang membatasi pantai merupakan gawir patahan turun yang membujur dari barat ke timur. Bongkah bagian selatan amblas di bawah permukaan laut. Gejala pengangkatan akibat tektonik menyingkapkan endapan beach-rocks, yang disusun oleh lapisan pasir berukuran kasar dan batuan konglomerat. Terdapat bongkahan koral, yang diangkut dari dasar laut oleh ombak besar. Endapan yang terangkat hingga setinggi sekitar 50 cm dari permukaan laut rata-rata ini sedikit miring ke arah laut